Bagikan

LensaDigital.id-Pada pertengahan sekitar bulan April awal tahun ini, Canon EOS R50  kini hadir di Indonesia. Kamera Canon EOS R50 ini dirancang untuk content creator pemula yang ingin mulai berkarya baik foto maupun videografi.

Canon EOS R50 ini adalah kamera mirrorless dengan sensor APS-C dan resolusi 24MP. Sekilas kamera ini mirip sekali dengan Canon M50. Perbedaan utamanya adalah mounting kamera ini EOS R bukan EOS M, sehingga kita tidak bisa memasang lensa Canon EOS M ke kamera ini. Sesuai dengan namanya, Canon R50 ini bisa dipasang dengan lensa Canon RF atau RF-S, seperti di era kamera DSLR ada Lensa EF dan EF-S.

Canon R50 dipaketkan dengan lensa RF-S 18-55mm f/4.5-5.6, lensa yang sangat ringan dan compact. Desainnya collapsible, sehingga saat disimpan tidak makan tempat.

Setelah mencoba beberapa hari dan untuk memotret beragam subjek,  kamera Canon EOS R50 sangat cocok untuk pemula. Mode otomatisnya cukup pintar untuk mengenali berbagai skenario sehingga untuk menghasilkan karya yang keren memungkinkan tanpa harus belajar teknik dasar foto maupun videografi terlebih dahulu.

Kamera ini memang ditujukan bagi content creator seperti Youtuber, vlogger pemula. Untuk video tersedia berbagai mode, yang spesial adalah mode Close-up demos yang mana kamera akan fokus ke subjek yang dekat dengan lensa secara otomatis, kita tidak perlu menutup wajah kita dengan produk kita lagi saat me-review atau memperagakan sesuatu.

Sistem autofokus kamera berjalan dengan mulus dan baik, jika ada benda yang berada di depan, kamera akan fokus ke subjek tersebut, hanya saja kadang saat mata subjek tidak terlihat jelas seperti menutup dan kepala menunduk, autofokus kamera bisa kehilangan fokus, tapi cepat fokus kembali saat mata terlihat lagi.

Mode lain yang membantu adalah Movie IS Mode. Mode ini cocok buat membuat vlogging di luar ruangan, kamera akan berusaha untuk menstabilkan gerakan tangan yang bergerak.

Di dalam kamera in tidak memiliki built-in stabilizer, tapi adanya di lensa. Untuk perekaman video ada dua tingkat electronic stabilization, yang biasa dan yang enhance. Bedanya kalau yang enhance, video akan terkena crop yang cukup dalam. Jadi kalau vlog dengan merentangkan tangan sendiri terlalu dalem crop-nya menurut saya. perlu lensa yang lebih lebar.

Fitur video lainnya yang membantu membuat konten kreatif adalah slow motion otomatis, di R50, resolusi maksimum adalah FULL HD dengan pelambatan 4x (maks 100/120p).

Sebagai kamera hybrid untuk pemula, R50 fiturnya cukup lengkap, ada jendela bidik, multi-function shoe, layar monitor putar, tombol-tombol dan dial, juga built-in flash yang semakin jarang ditemui di kamera digital saat ini.

Kalau kita bandingkan dengan M50,  R50 boleh dibilang penerus spiritual dari M50 yang sangat laris dan populer dalam lima tahun terakhir. Dari M50 saya merasa sisi videonya banyak ditingkatkan, kualitas video 4K-nya jauh lebih baik lebih baik. Selain tanpa crop, videonya juga jauh lebih detail dan tajam. Autofokusnya tracking terutama untuk subjek orang juga lengket dan instant, tidak laggy. AF-nya memudahkan dan membuat yang memotret/merekam video juga lebih pede saat merekam vlog.

Dari desain body-nya terlihat mirip hanya ada sedikit perubahan misalnya lapisan tambahan bertekstur yang membalut semua bagian depan kamera, juga perubahan tata letak tombol terutama di bagian atas kamera dimana ada tombol ISO di sebelah kanan pinggir dan tombol rekam video bergeser ke kiri shutter.

Ada sedikit kekurangan pada lensa yakni, lensa kit dari R50 tidak selebar yang M50. Sebagai info, lensa kit M50 itu 15-45mm, sedangkan R50 18-45mm. Perbedaan tiga milimeter di bagian lebar lensa cukup berpengaruh saat kita vlogging dengan memegang sendiri, atau untuk foto arsitektur dan pemandangan. Di sisi lain, lensa kamera DSLR Canon biasanya mulai dari 18mm. Jadi yang migrasi dari kamera DSLR mestinya akan merasa 18-55mm ini familiar.

Lensa-lensa Canon RF adalah lensa elektronik yang bisa program, contohnya ada manual focus ring yang bisa diganti menjadi fungsi lain seperti yg ada di menu. Supaya berfungsi pertama-tama kita ganti dulu fungsi manual focus ring jadi control ring di dalam menu.

Kualitas Gambar

Seperti biasa, kualitas gambar yang dihasilkan Canon terasa familiar dan warnanya enak dilihat langsung dari kamera. Untuk foto dan video portrait, gambarnya cerah dan warnanya hangat khas Canon.

Kualitas gambar juga tergantung dari lensa yang digunakan. Saat mencoba dengan lensa kit 18-55mm, di kondisi sulit seperti backlight atau saat menghadapi cahaya langsung, bisa muncul flare. Dan lensa ini juga bukaan maksimum-nya hanya sedang saja yaitu f/4.5, tidak terlalu besar, sehingga latar belakang tidak begitu blur, kecuali kita motret sangat dekat dengan subjeknya.

Dengan menggunakan mode Auto dari kamera, istilahnya adalah Creative Assist. Mode ini simple dan langsung menghasilkan foto yang pas dari terang dan gelap maupun warnanya. Di kondisi yang sulit seperti kontras tinggi, mode Advanced Auto+ bisa membantu. Di mode ini, kamera akan mengambil beberapa foto dengan cepat, dan kemudian menggabungkannya menjadi satu foto dengan rentang dinamis yang luas. Istilahnya HDR (high dynamic range).

Mode ini kurang lebih seperti teknologi computational photography di banyak kamera ponsel, yang sangat efektif di malam hari dalam memotret suasana kota karena lampu-lampu gedung dan jalan yang terang sangat kontras dengan pemandangan malam yang gelap.

Dalam prosesnya, kamera akan membutuhkan waktu beberapa detik untuk menggabungkan dan memproses gambar. Untuk foto kondisi backlight yang sangat parah, kamera pemula ini punya built-in flash yang membantu, kalau kita naikkan dia akan menyala untuk menerangi subjek foto.

Canon R50 juga cocok buat foto portrait pemandangan, sebagai main atau fill-in light.

Sebagai kamera pemula dengan desain yang compact, tentunya fitur-fitur R50 tidak selengkap kamera profesional. R50 menggunakan baterai Canon LP-E17 yang kapasitasnya relatif kecil tapi bukan kecil sekali, cukup untuk sekitar 370 foto, untuk yang senang merekam video, tentunya perlu baterai cadangan untuk merekam seharian.

Kamera Canon R50 juga hanya memiliki satu slot SD card, dan buffer size atau nafas kamera terbatas, sehingga saat kita foto berturut-turut dengan  cepat, kamera akan melambat lebih cepat daripada kamera yang kelasnya lebih tinggi. Hal tersebut wajar, karena jika kita perlu kamera yang berkinerja lebih cepat dengan body yang lebih tangguh ada pilihan kamera canon EOS R lainnya.

Yang perlu dikembangkan Canon selanjutnya yaitu pilihan lensa lebar untuk APS-C, misalnya 10-22mm, karena untuk vlog atau foto pemandangan yang luas sangat dibutuhkan perspektif ultra lebar.

Selanjutnya, aksesoris multifunction shoe terutama flash cukup terjangkau dan compact juga dibutuhkan, mengingat shoe ini tidak ada pin tengahnya. Jadi kita tidak bisa sembarangan menggunakan flash lama atau aksesoris dari pihak ketiga yang mengandalkan pin tengah.

Saat ini aksesoris yang tersedia untuk hot shoe mount yaitu stereo microphone dan wireless trigger ST-E10.

Adanya Creative Assist & Advanced Auto+ memungkinkan untuk bisa memotret dengan santai hasil bagus tanpa repot untuk belajar teknik fotografi dan editing.

Bagi yang cukup mahir mengoperasikan kamera, tapi kadang mau cepat juga terbantu dengan mode auto-nya R50 ini.

Meskipun kamera ini termasuk untuk pemula, tapi secara fitur tidak banyak yang dikurangi, misalnya tetap ada built-in flash dan jendela bidik yang di kondisi tertentu sangat membantu fotografer.

Secara keseluruhan, saya menilai kamera R50 ini cocok buat teman-teman yang sedang mencari kamera untuk foto maupun video, yang mudah digunakan dan dapat menghasilkan hasil yang bagus tanpa ribet.

Berikut prakiraan harga produk Canon di Indonesia guna memasarkan kamera mirrorless Canon EOS R50 :

Canon EOS R50 Bodi: Rp12.599.000

Canon EOS R50 RF-S18-45mm f/4.5-6.3 IS STM :  Rp14.799.000

Canon EOS R50 (RF-S18-45mm f/4.5-6.3 IS STM & RF-S55-210mm f/5-7.1 IS STM): Rp18.999.000

Lensa RF-S55-210mm f/5-7.1 IS STM: Rp7.099.000.

Nah, dari sekilan banyak pilihan harga kamera dan lensa kamu bisa menjatuhkan pilihanmu sesuai dengan kebutuhan sebelum kegiatan hunting dimulai.